Kebangkrutan Media Cetak AS
Salah satu perusahaan media cetak di AS yaitu Tribune Co menyatakan secara resmi bahwa perusahaan kedua terbesar terbesar di AS tersebut sedang menghadapi krisis finansial. Terancam bangkrutnya perusahaan yang dimiliki oleh Sam Zell ini akhirnya mengumumkan bahwa krisis ekonomi global yang melanda dunia saat ini telah memberikan imbas yang negatif kepada perusahaannya. Sam Zell, yang merupakan pengusaha yang juga merupakan pengusaha di sektor properti mengalami keterpukulan yang berlipat setelah sektor properti AS juga tidak luput terkena dampak krisi global.
Perusahaan yang tercatat memiliki beberapa media cetak seperti Chicago Tribune, Los Angeles Times, Newsday, Hartford Courant, Orlando Sentinel, dan The Morning Call memberikan keterangan bahwa ancaman kebangkrutan sekian nyata menjelang akhir kuartal keempat. Turunnya penjualan dan meningkatnya biaya operasional atau produksi membuat perusahaan media cetak mengalami kerugian yang cukup besar dalam 2 kuartal terakhir.
Kerugian Total 13 Miliar Dollar
Sepanjang tahun 2008, kerugian yang dialami oleh Tribune Co tercatat telah mencapai 13 miliar dollar atau senilai Rp 156 triliun. Tingginya tingkat krugian tersebut diperoleh dari anjloknya pendapatan perusahaan sepanjang tahun ini. Pendapatan total Tribune Co dari kuartal ke kuartal semakin menunjukkan tren yang negatif. Hingga akhirnya pada kuartal ketiga yang lalu hanya memperoleh pendapatan total sebesar 1 miliar dollar atau senilai dengan Rp 12 triliun. Bahkan pada bulan November yang lalu, Tribune Co mengalami kerugian sebesar 124 juta dollar atau senilai dengan Rp 14,8 triliun. Bandingkan dengan pendapatan bulan November tahun lalu yang sempat melonjak sebesar 84 juta dollar atau senilai dengan Rp 10,08 triliun.
Selain menderita kerugian, Tribune Co juga terbebani dengan besarnya hutang perusahaan yang mulai muncul sejak kuartal kedua tahun ini. Sampai dengan saat ini, besaran hutang Tribune Co telah mencapai kisaran 512 juta dollar atau senilai Rp 61,44 triliun. Besarnya jumlah hutang tersebut disebabkan oleh melonjaknya beban perusahaan yang diperoleh dari imbas meningkatnya biaya bahan baku kertas yang mengalami pelonjakan seiring dengan meningkatnya harga minyak mentah kala itu.
Pihak Tribune juga menyatakan bahwa, permasalahan bukan hanya berakhir pada besarnya jumlah hutang perusahaan. Namun juga mengenai rencana pengurangan tenaga kerja yang dimiliki oleh Tribune Co. Perusahaan multi operasi yang menguasai media mulai dari media cetak dan media televisi ini direncanakan akan mengurangi tenaga kerjanya hingga mencapai 200 orang pekerja. Mengenai jumlah pasti tenaga kerja yang akan dikurangi pihak Tribune Co belum memberikan kepastian secara detail. Langkah ini diambil oleh pihak manajemen guna mengurangi beban yang semakin membengkak. Menurut Sam Zell, dengan adanya penguarangan tenaga kerja dalam waktu dekat ini makan perusahaan akan diuntungkan minimal sebesar 1 miliar dollar atau sebesar Rp 12 triliun.
Kabar mengenai besarnya kerugian yang dialami oleh Tribune Co secara langsung memberikan kejutan bagi masyarakat AS. Perusahaan yang besar melalui media cetak dan selanjutnya menguasai media elektronik seperti ABC, NBC dan CBS ini memperlihatkan bahwa bisnis media tidak luput dari dampak krisis global. Perusahaan yang berdiri pada tahun 10 Juni 1847 ini mengawali bisnisnya dengan membuat sebuah harian surat kabar Chicago Tribune.
Perusahaan yang tercatat memiliki beberapa media cetak seperti Chicago Tribune, Los Angeles Times, Newsday, Hartford Courant, Orlando Sentinel, dan The Morning Call memberikan keterangan bahwa ancaman kebangkrutan sekian nyata menjelang akhir kuartal keempat. Turunnya penjualan dan meningkatnya biaya operasional atau produksi membuat perusahaan media cetak mengalami kerugian yang cukup besar dalam 2 kuartal terakhir.
Kerugian Total 13 Miliar Dollar
Sepanjang tahun 2008, kerugian yang dialami oleh Tribune Co tercatat telah mencapai 13 miliar dollar atau senilai Rp 156 triliun. Tingginya tingkat krugian tersebut diperoleh dari anjloknya pendapatan perusahaan sepanjang tahun ini. Pendapatan total Tribune Co dari kuartal ke kuartal semakin menunjukkan tren yang negatif. Hingga akhirnya pada kuartal ketiga yang lalu hanya memperoleh pendapatan total sebesar 1 miliar dollar atau senilai dengan Rp 12 triliun. Bahkan pada bulan November yang lalu, Tribune Co mengalami kerugian sebesar 124 juta dollar atau senilai dengan Rp 14,8 triliun. Bandingkan dengan pendapatan bulan November tahun lalu yang sempat melonjak sebesar 84 juta dollar atau senilai dengan Rp 10,08 triliun.
Selain menderita kerugian, Tribune Co juga terbebani dengan besarnya hutang perusahaan yang mulai muncul sejak kuartal kedua tahun ini. Sampai dengan saat ini, besaran hutang Tribune Co telah mencapai kisaran 512 juta dollar atau senilai Rp 61,44 triliun. Besarnya jumlah hutang tersebut disebabkan oleh melonjaknya beban perusahaan yang diperoleh dari imbas meningkatnya biaya bahan baku kertas yang mengalami pelonjakan seiring dengan meningkatnya harga minyak mentah kala itu.
Pihak Tribune juga menyatakan bahwa, permasalahan bukan hanya berakhir pada besarnya jumlah hutang perusahaan. Namun juga mengenai rencana pengurangan tenaga kerja yang dimiliki oleh Tribune Co. Perusahaan multi operasi yang menguasai media mulai dari media cetak dan media televisi ini direncanakan akan mengurangi tenaga kerjanya hingga mencapai 200 orang pekerja. Mengenai jumlah pasti tenaga kerja yang akan dikurangi pihak Tribune Co belum memberikan kepastian secara detail. Langkah ini diambil oleh pihak manajemen guna mengurangi beban yang semakin membengkak. Menurut Sam Zell, dengan adanya penguarangan tenaga kerja dalam waktu dekat ini makan perusahaan akan diuntungkan minimal sebesar 1 miliar dollar atau sebesar Rp 12 triliun.
Kabar mengenai besarnya kerugian yang dialami oleh Tribune Co secara langsung memberikan kejutan bagi masyarakat AS. Perusahaan yang besar melalui media cetak dan selanjutnya menguasai media elektronik seperti ABC, NBC dan CBS ini memperlihatkan bahwa bisnis media tidak luput dari dampak krisis global. Perusahaan yang berdiri pada tahun 10 Juni 1847 ini mengawali bisnisnya dengan membuat sebuah harian surat kabar Chicago Tribune.
0 comments:
Post a Comment